Rabu, 09 Juli 2008
Ayu Utami dan Tri Utami
Akhir-akhir ini aku lagi seru-serunya baca karya terbaru dari Ayu Utami, Bilangan Fu. Selalu surprise setiap kali membaca karya wanita yang satu ini. Dia begitu piawai mengangkat hal-hal tradisional bahkan primitive yang sudah banyak dilupakan oleh org2 menjadi pengetahuan yg sangat menarik. Setiap selesai baca satu bagian dari karyanya aku sering bergumam “oia ya… dulu pernah nih denger kisah2 seperti ini.. tapi dah lama banget.. aku pikir setelah simbah meninggal cerita2 spt ini sudah punah”. Detail2 hikayat yang tidak diketahui apakah itu fakta ato takhayul belaka di gabungkannya dalam cerita fiksi yang menarik. Tapi satu hal yg nggak berubah dari Ayu utami. Penghayatannya akan nilai2 kebabasan begitu mendalam. Membaca karyanya butuh kedewasaan berpikir yg luar biasa (sambil sering2 aja istighfar untuk meneguhkan iman). Exploitasi terhadap sex dan sadisme juga terasa cukup kental. Pada bagian ini seperti pembenaran atas judgementku ketika pertama kali mengenal sosok Ayu Utami. Waktu itu kutemukan namanya sebagai chief editor pada salah satu majalah dewasa Ibu Kota yang mungkin lebih panas dari Popular, Playboy Indonesia ato FHM. Aku inget reaksi pertamaku setelah tau dia di lingkungan ini adalah menjauhi setiap buku karyanya seperti aku juga untuk menjauhi karya djenar maesa ayu. "proteksi thdp ideologi" pikirku waktu itu. Semua berubah setelah aku pinjem “Saman” dari Mas Tion. keluasan pengetahuannya memaksaku untuk sedikit memberi perhatian lebih akan karyanya. Toh seperti dia bilang dalam Bilangan Fu “jadikan pengetahuan hanya sebagai data. Jangan biarkan ia mengaturmu karena sehuarusnya kmu yang berkuasa atasnya bukan sebaliknya”. Lalu apa hubungannya Ayu utami dan Tri Utami? Jawabannya adalah tidak ada. Cuma ada satu yang mungkin sedikit menghubungkan keduanya yaitu kata “kontradiktif”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar